twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Untuk apa kita sekolah?

Untuk apa kita sekolah? Hal ini banyak dipertanyakan oleh banyak siswa yang saya temui. Mereka kebanyakan mengeluh bahwa sekolah itu tidak berguna karena pelajaran yang mereka dapat di sekolah tidak berguna secara langsung di masyarakat (pendapat orang yang [sok] kritis ) dan sekolah itu mbosenin (anak malesan bilang gitu). Tak ayal, prinsip seperti inilah yang membuat kita menjadi malas dalam bersekolah, tugas menjadi terbengkalai dan nilai menjadi kurang memuaskan. Tetapi, jika kita melihat tujuan kita bersekolah dari sisi positif ( husnudzon ) ada jawaban bagi pertanyaan untuk apa kita sekolah. Dan hal ini menjadi bahasan utama dari artikel yang saya tulis.

Sekolah adalah sarana meraih mimpi. Saya ingin memberi suatu perumpamaan. Mimpi itu bagaikan bintang, kau tidak akan meraihnya hanya dengan melompat! Kau butuh sebuah pesawat, pesawat jet untuk mengantarkanmu kesana. Jika kita ingin meraih mimpi, kita harus membutuhkan sarana salah satunya sekolah ! Dimanapun sekolah kalian, kalian mampu meraih mimpi kalian dengan usaha, usaha dengan tekad sekeras baja.

Saya ingin bertanya kepada kalian, adakah dari kalian yang menganggap pelajaran seperti matematika, kimia, biologi, dan fisika tidak berguna bagi kehidupan nanti? Saya juga menganggap demikian pada awalnya, tetapi pelajaran itulah yang mengajarkan kita untuk berpikir, berpikir untuk memecahkan masalah. Dan poin utama dari mempelajari pelajaran eksak adalah kita belajar untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan, permasalah kehidupan yang harus kita hadapi kelak. Semakin banyak masalah yang kita hadapi, pikiran kita semakin terasah. Seperti kata pepatah lama pikiran itu bagaikan pisau, semakin kau mengasahnya, semakin mudah untuk mengiris daging. Apakah kalian membiarkan pikiran kalian tumpul dan tidak dapat digunakan mengupas nilai-nilai kehidupan wahai temanku?
Sekolah adalah sarana kita belajar untuk hidup, bukan hanya hidup untuk belajar. Dimana di sekolah kita diajari untuk berlaku sopan, memecahkan masalah, dan memahami orang lain yang tentunya sarat dengan nilai-nilai kehidupan.
Dan hal yang paling penting dari sekolah adalah sekolah sebagai pembentuk watak dan karakter kalian semua wahai temanku. Apakah kita akan menjadi orang yang jujur, amanah, ato mampu bekerja keras? Para guru yang memberikan tugas bejibun banyaknya sebenarnya melatih kita untuk bertanggung jawab dengan pengerjaan tugas kita, melatih kita untuk mengatur waktu agar tugas dapat selesai tepat waktu, dan bekerja keras untuk melaksanakan tugas.
Maka, janganlah kita bersikap apatis ! Sesungguhnya tidak ada sedikitpun keuntungan yang kalian peroleh dari sikap yang apatis, sikap apatis terhadap sekolah hanya akan menyebabkan kita menjadi malas. Apakah kalian cuma menjadi pengkritik, pemalas, dan hanya mengharap perubahan sedangkan kalian mampu menjadi orang yang melakukan perubahan? Maka tinggalkanlah sikap malas kalian, marilah kita membuat suatu tindakan nyata yang mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik.

The Journey of Fake Love

Hi guys, this time i’d like to write about love. But this is not a true love, i write about fake love, or we can call it cinta monyet. Udah cukup pake bahasa inggrisnya karena aku tidak mahir menggunakannya (buka aib nih). Cinta yang satu ini punya hubungan sangat erat dengan kehidupan remaja di zaman sekarang. Dan cinta monyet memilii kisah perjalanan yang sangat khas, maka dari itu saya ingin menjabarkan fase-fase cinta monyet satu persatu.
  • Jatuh cinta
Aha, inilah fase pertama dari cinta monyet yaitu jatuh cinta. Mulai ada rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Bagaimana caranya biar mendapatkannya adalah bahasan utama yang mendiami saraf-saraf di otaknya. Senyuman sang bidadari / sang pangeran selalu menghiasi benaknya. Kalo cowok yang jatuh cinta, dia selalu mencuri-curi pandang ke doi. Kalo cewek yang jatuh cinta, si cewek ini girang banget kalo ketemu dengan doi.
  • Pedekate
Setelah sibuk mikirin gimana caranya mendapatkan si doi, dia melakukan tindakan nyata! P-D-K-T ato pendekatan. PDKT dapat melalui berbagai media seperti telepon, sms, internet, maupun cara klasik seperti surat-menyurat. Dan ada 1 hal lagi yang sering dia jumpai, yaitu persaingan. Diapun bertekad untuk mendapatkannya dengan semangat 45. Kalau perlu perang juga akan dia lakukan. Ckckckck.
  • Jadian
Setelah misi PDKT berhasil, dia menempuh ke jenjang berikutnya yaitu jadian. Fase ini ditandai dengan diterimanya penembakan dari salah satu pihak, bisa dari pihak cowok maupun cewek. Penembakan ini biasanya berisi mengenai ungkapan perasaan hati dan ajakan untuk jalan bersama.
Pada fase jadian ini dunia serasa milik berdua, makan di kantin sekolah serasa seperti candle light dinner, sekolah serasa di paris. Dan penggunaan embel-embel sayang, cinta, bebh mulai diperlakukan seiring dengan semakin intensnya komunikasi antar mereka.
  • Keretakan
Pada fase ini, mulai berkurangnya rasa kepercayaan dan suatu rasa yang dulu mereka sebut cinta. Hal ini diakibatkan oleh berbagai faktor yaitu kecurigaan selingkuh, terlalu overprotektif, maupun tidak perhatian lagi. Dia dan doi merasa bimbang dan frustasi, selalu berkutat dengan masalah yang dihadapi mereka berdua. Prestasi belajar cenderung turun dalam fase ini karena susah berkonsentrasi.
  • Putus dan musuhan
Karena berbagai faktor di atas yang menurut salah satu dari pasangan tersebut valid, maka salah satu dari mereka mengiginkan putus, hal ini 180 derajat dengan penembakan yang dilakukan sebelumnya. Pemutusan adalah deklarasi untuk berpisah. Pada saat putus ini, si cewek pasti menangis dan si cowok merasa sebal dengan mantannya tersebut. Karena merasa dipermainkan mereka jadi bermusuhan. Hal ini disebabkan karena mereka merasa dipermainkan hatinya oleh mantannya. Mereka sudah tidak ingin berkomunikasi dengan mantannya tersebut. Sampai-sampai perasaan dendam ini selalu terpatri kuat dalam hatinya. Ckckckck.
Pesan saya, janganlah putus silaturahim hanya karena pacaran.

Dan itulah tulisan mengenai cinta monyet dari saya. Terimakasih atas perhatiannya.

Situasi Sebelum Semesteran

Hey guys, gue udah mau naik ke kelas dua nih, tinggal menunggu hasil rapotan yang mendebarkan. Semoga saja hasilnya menyenangkan. Amin
Semesteran ini kumulai dengan suatu pertaruhan yang tak lazim dilakukan oleh anak-anak SMA. Aku beserta kedua temanku, Rahma dan Bayu sepakat untuk "taruhan". Siapa yang memiliki nilai yang paling bagus dari kami bertiga wajib ditraktir oleh yang memiliki nilai di bawahnya. Kami mempertaruhkan nilai matematika, biologi, kimia, fisika, dan rata-rata keempat nilai itu. As you know guys, aku yang memiliki peluang terkecil dalam pertaruhan ini, You know Rahma? Dia adalah anak paski yang luar biasa pinter, udah sibuk dengan paski, tapi nilainya ga pernah jelek. And Bayu, anak ini memiliki kecerdasan yang kuakui tinggi, aku mengagumi nalarnya walau kadang-kadang aku juga menyangkalnya. Dan aku, hanyalah makhluk biasa yang terjebak dalam pertaruhan ini. Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah menunggu. Semoga saja aku tidak mendapat hasil yang mengecewakan. Amin.
Kemudian hari-hariku dinodai oleh berita yang isinya anak-anak RSBI mau di reshuffle. Hatiku menjerit. JANGAN !!! karena kami telah luar biasa kompak dan kami tidak mau dipisahkan. Kami telah menjadi satu, gembira dan menangis bersama. My plan is menggagalkan rencana reshuffle SBI dengan mengajukan petisi bersama teman-temanku sekelas.Semoga pihak sekolah mau mendengarkan kami. Amin

Kemudian aku berpikir mengenai rencanaku di kelas sebelas nanti. Let's read my plans.
1. Aku ingin mengikuti olimpiade Kimia sampai dengan tingkat nasional.
For information, aku belum pernah lomba mencapai tingkat nasional, dan aku ingin mewujudkannya karena kupikir di kelas sebelas adalah kesempatanku yang terbesar mengingat aku tidak terpilih maju lomba kimia tahun ini. Maka dari itu, aku sangat bersemangat untuk belajar kimia. Mempelajari kimia dengan sepenuh hati, dan tentunya mencintai kimia itu sendiri.
2. Aku ingin mengikuti ekskul KIR dan aktif dalam lombanya.
Dalam hal ini, Aku mendapat inspirasi dan motivasi dari Mas Dio dan Mas Jayu (Tekankan pada Mas Dio, karena mas Jayu adalah sesosok orang yang takmungkin aku samai prestasinya). Aku ingin mengikutinya mendapatkan banyak trofi dari lomba KIR, tidak hanya itu karena dengan aku mengikuti KIR aku bisa menjadi lebih inovatif dan dapat mengetahui permasalahan yang ada di masyarakat ini.

Untuk itu, saya minta maaf atas semua kesalahan yang saya lakukan selama di kelas Sepuluh karena aku telah banyak memakai kata kata yang tidak pantas dahulu dan saya mohon doa restunya.
Terimakasih semuanya.