twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Jalan Surakarta Menuju Kota Budaya

Kota Surakarta memiliki perbedaan dengan daerah lain di eks-karesidenan Surakarta. Daerah lain memilki kekayaan alam yang melimpah misalnya perkebunan, pertanian, perikanan darat dan perhutanan. Tetapi kota Surakarta tidak memiliki sumber daya alam yang cukup untuk membangun kota ini. Pak jokowi, wali kota Surakarta menyadari bahwa kota Surakarta memiliki potensi yang besar dibidang Pariwisata, budaya , industri dan perdagangan. Beliau mengatakankan bahwasanya apabila potensi ini dikelola secara maksimal maka masyarakat kota Surakarta akan menjadi sejahtera. Potensi yang paling menonjol di kota Surakarta dibanding daerah lain di eks karesidenn Surakarta adalah di bidang kebudayaan.

Bidang kebudayaan mempunyai potensi besar dalam kehidupan dan perkembangn masyarakat Surakarta yang merupakan pusat budaya di eks karesidenan Surakarta. Keberadaan Keraton di kota Surakarta menjadikan kota ini mempunyai ciri khas dan adat istiadat yang unik. . Maka pak Jokowi selaku walikota Surakarta ingin memunculkan dan memperkuat karakter kebudayaan khas kota Surakarta. Dengan adanya kebudayaan khs tersebut diharapkn banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang tertarik berkunjung ke kota Surakarta. Hal ini tentunya akan menambah penghasilan masyarakat Surakarta dan sekitarnya. Mereka dapat berdagang barang-barang ciri khas solo, menjual makanan, menawarkan jasa penginapan, dan lain-lain. Sehingga masyarakat Surakarta menjadi lebih sejahtera dan kebudayaan daerah lestari.

Untuk mewujudkan impian tersebut, pemerintah kota Surakarta melakukan beberapa tindakan, diantaranya adalah pelestarian bangunan-bangunan yang mempunyai nilai sejarah atau yang disebut herritage seperti Benteng Vastenburg, Loji Gandrung, kraton Kasunanan dan Mangkunegaran dan Pasargede.. Kemudian yang paling penting adalah Pemerintah Surakarta ingin mempromosikan kota Surakarta ke tingkat internasional melalui festival-festival yang diselenggarakan. Beliau ingin menonjolkan tradisi kota Surakarta dalam kancah Internasional sehingga terbentuk kota budaya seperti Kyoto di Jepang dan An Dong di Korea Selatan. Pak Jokowi selaku walikota sangat antusias dengan festival-festival yang diadakan. Festival tidak hanya mendatangkan para artis dari Indonesia, para artis Luar negeri pun ikut meramaikan festival-festival yang diselenggarakan. Beliau berharap kota Surakarta dapat menjadi kota yang memiliki festival yang fantastis seperti halnya festival Rio di Brazil dimana banyak orang di dunia memperhatikan festival tersebut.

Dalam mengembangkan kebudayaan ini Pemerintah kota Surakarta mempunyai banyak hambatan salah satunya adalah terbatasnya anggaran yang bisa disediakan Pemerintah. Dengan terbatasnya anggaran yang ada, maka perbaikan- perbaikan fasilitas umum masih minim. Sebagai contoh keberadaan panggung pertunjukan di Sriwedari, kondisinya sangat memprihatinkan yaitu pencahayaan (lightning) yang kurang dan panggung yang jelek. Beliau menuturkan bahwa saat ini Pemerintahan Kota Surakarta belum dapat menambah pencahayaan yang yang membutuhkan dana kurang lebih sebesar 30 milyar rupiah dan perbaikan panggung yang membutuhkan dana kurang lebih sebesar 60 milyar rupiah.

Dengan adanya panggung pertunjukan yang memadai, pertunjukan wayang orang pada adegan bima melawan naga menjadi seperti nyata dengan efek-efek yang fantastis sehingga dapat menarik animo masyarakat untuk datang melihat pertunjukan tersebut. Pak Jokowi ingin meneladani kesenian luar negeri yang sudah terkenal di tingkat internasional seperti opera china dan kabuki dari jepang. Kesenian itu menjadi tontonan wajib bagi turis asing yang berkunjung ke negara tersebut, sehingga ada jargon yang timbul dalam masyarakat internasional bahwa belum menguunjungi China jika belum melihat Opera China. Animo masyarakat Cina sendiri sangat besar untuk melihat pertunjukan tersebut, dengan harga tiket sebesar Rp 140.000,00 , tiket pertunjukan habis dengan cepat , padahal dalam sehari terdapat tiga kaali pertunjukan .

Masalah lainnya yang dihadapi oleh Pemerintah kota Surakarta adalah jatuhnya benda-benda ataupun gedung-gedung warisan budaya (herritage) ke tangan pihak swasta seperti halnya Benteng Vastenburg dan Sriwedari. . Hal ini terjadi karena pemerintahan kota Surakarta pada periode-periode yang lalu kurang memperhatikan dan memanfaatan keberadaan benda-benda tersebut Pak walikota juga mengimbau agar masyarakat dan anak-anak muda ikut serta dalam pengembangan kota Surakarta sebagai kota budaya. Beliau bercerita bahwa saat beliau berdialog dengan para seniman, beliau mengemukakan keinginannya untuk membuat opera house, tapi hal ini ditolak oleh para seniman. Para seniman ini mengatakan bahwa yang paling penting dalam pembangunan kota Surakarta sebagai kota budaya adalah dinamika kesenian masyarakat, yaitu masyarakat yang memilki jiwa seni dan diekspresikan dalam bentuk yang nyata, seperti penari, pendalang, penyanyi, dll. Beliau menyadari bahwa menumbukan jiwa seni dan budaya pada masyarakat sangatlah penting untuk mewujudkan hal tersebut peran serta masyarakat sangat diharapkan.

Beliau juga mengharapkan kerja sama dengan para pemuda di kota Surakarta. au Para pemuda di kota Surakarta agar jangan hanya suka barang-makanan yang berbau luar negeri seperti Pizza, McDonald tetapi juga suka makanan tradisional . Para pemuda juga diharapkan menyukai dan mau memakai produk-produk pakaian tradisional yang ada di kota Surakarta seperti batik dan menyukai hiburan-hiburan tradisional seperti gamelan dan wayang orang. Pada kenyataannya pemuda jaman sekarang kurang tertarik dengan budaya tradisional daerah, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya pemuda yang melihat pentas wayang orang di sriwedari.

Beliau juga berpesan kepada para pemuda bahwa janganlah kita enggan mempelajari budaya sendiri kita sendiri sehingga budaya kita punah dan kalau generasi yang akan datang ingin mepelajari budaya kita, dia akan belajar dari negeri lain karena sekarang sudah terdapat warga negara asing yang belajar kebudayaan Jawa. Sebagai contoh, sekarang banyak orang Belanda Amerika mempelajari seni karawitan dan orang Australia yang mempelajari seni tari jawa.

Meskipun demikian beliau bengga karena sekarang ini masih ada anak-anak maupun para remaja yang ahli mendalang dan menari. Hal ini dapat dilihat dari adanya dalang-dalang cilik dan paguyuban/grup tari yang berkembang pesat. Beliau memberikan satu pesan pesan pada kita, “ Kita tidak boleh meninggalkan tradisi dalam modernitas.” Untuk mewujudkan hal tersebuta Pemerintah kota Surakarta melakukan aturan agar penulisan nama tempat-tempat umum disamping dengan tulisan / bahasa Indonesia juga dengan tulisan / bahasa daerah. Dengan maksudk agar para pendatang dan para generasi penerus mengenali budaya kita. Pembangunan pusat-pusat bisnis ataaupun mal-mal tidak boleh engganggu keberadaan bangunan-bangunan tradisional yang ada seperti keraton, mesjid agung dan bangunan yang lain. Pak Jokowi ingin menjadikan kota Surakarta menjadi kota yang modern tetapi tetap memberi sentuhan tradisional. Sehingga para wisatawan tetap tertarik untuk datang . Beliau ingin kota ini menjadi seperti negara jepang dan korea yang maju dan modern tetapi masih mencintai budaya khas mereka.

Beliau mengharap keikutsertaan masyarakat dan para pemuda dalam menyukseskan acara kebudayaan yang akan dilakukan pada tahun 2009 seperti, Asia Pasific Urban Development, Solo International Performing Art, Marching Band Internasional, pentas seni tarian di slamet riyadi.

Beliau berpesan bahwa kecintaan dalam budaya jangan dijadikan sesuatu yang ketinggalan zaman, maka para pemuda diharapkan ikut mempelajari budaya tersebut dan ikut serta melestarikannya.